Artikel Keluarga

Meningkatkan Regulasi Emosi Pada Orang tua Saat Mendampingi Anak PJJ


28 April 2021 | Helen Erliasta Ginting, S.Psi | 71

Meningkatkan Regulasi Emosi Pada Orang tua Saat Mendampingi Anak PJJ

Situasi pandemi Covid-19 saat ini banyak merubah struktur kehidupan masyarakat, dimana banyak orang yang kehilangan pekerjaan, harus bekerja dan belajar  dari rumah. Situasi pandemi Covid-19 ini juga mengharuskan anak sekolah dari rumah  yang mana ini menambah pekerjaan orang tua. Menjadi pendamping belajar anak sekaligus mengerjakan pekerjaaannya dan pekerjaan rumah. Bagi kebanyakan orang, hal ini merupakan perubahan yang dapat menjadi stressor. Hal ini dapat membuat orangtua khususnya ibu mengalami stres, ibu menjadi kurang sabar, mudah tersinggung dan sulit untuk rileks.Agar mampu menghadapi situasi yang serba berubah ini orang tua harus memiliki kemampuan untuk meregulasi emosi yang dirasakan.

Regulasi emosi adalah strategi yang dilakukan seorang individu baik secara sadar maupun tidak sadar dalam memonitor, mengenali, menghindari, menghambat, mempertahankan atau mengelola reaksi emosional serta mengekspresikan emosi tersebut secara otomatis atau dikendalikan, dalam rangka memenuhi afek biologis atau adaptasi sosial untuk mengatur perilaku yang tepat dalam mencapai suatu tujuan. Berdasarkan pengertian di atas, menunjukkan bahwa penting bagi orang tua memiliki regulasi emosi yang baik dalam menghadapi ituasi ppandemi Covid-19 saat ini. Pelatihan regulasi emosi merupakan salah satu cara untuk menurunkan stres. Ketrampilan regulasi emosi yang efektif dapat meningkatkan pembelajaran mengelola emosi secara signifikan. Individu yang mampu menilai situasi, mengubah pikiran negatif dan mengontrol emosinya menurut Gross dan John (Wade & Tavris, 2007) akan memiliki koping yang positif terhadap masalahny.

Regulasi emosi bermanfaat untuk menghentikan dan mengatur emosi yang muncul baik itu secara otomatis maupun spontan (tidak sadar) sebelum melakukan aksi dalam peristiwa tertentu. Regulasi emosi juga untuk mengendalikan emosi, mengatur penilaian, mengatur dan meredam reaksi fisiologis dengan melakukan relaksasi atau bernafas panjang. Selain itu, regulasi emosi sangat penting dalam kehidupan manusia, khususnya untuk mereduksi ketegangan yang timbul akibat  emosi yang memuncak.Regulasi emosi yang tinggi berperan dalam mengurangi stres yang dihadapi dan mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis pada mereka. Regulasi emosi yang baik dimanifestasikan dalam kemampuan efektif dan praktis yang digunakan oleh Ibu untuk menjalani peran gandanya sebagai anggota keluarga dan pekerja.Regulasi emosi yang baik yang dimiliki orang tua akan menghindarkan anak dari pengaruh perilaku buruk dari ketidakmampuan orang tua meregulasi emosi seperti membentak anak ketika melakukan suatu kesalahan kecill, teriak bahkan memukul anak. Kemampuan regulasi emosi orang tua yang baik akan mempengaruhi hubungan anak dengan orang tua ke arah yang lebih baik

Untuk memliki kemampuan regulasi emosi yang baik bukanlah suatu hal yang instan, namun orang tua harus memiliki strategi yang tepat agar regulasi emosi yang dilakukan dapat memberikan dampak yang positif. Menurut Gross (1998) ada dua strategi dalam melakukan regulasi emosi, yaitu:

a. Antecedent-focused strategy

Antecedent-focuesed strategy ialah strategi yang dilakukan seseorang saat emosi muncul dan terjadi sebelum seseorang memberi respon terhadap emosi. Antecedent-focused merupakan strategi dalam regulasi emosi dengan mengubah cara berpikir seseorang menjadi lebih positif dalam menafsirkan atau menginterpretasikan suatu peristiwa yang menimbulkan emosi. Antecedent-focused strategy dapat mempengaruhi pengaruh kuat dari emosi sehingga respon yang ditampilkan tidak berlebihan.

b. Respon-focused strategy

 Respon-focused strategy ialah bentuk dari pengaturan respon dengan menghambat ekspresi emosi berlebihan yang meliputi ekspresi wajah, nada suara dan perilaku. Strategi ini disebut juga dengan expressive suppression.

Upaya lain yang dapat dilakukan oleh orang tua khususnya ibu untuk  mengurangi tingkat stres ketika mendampingi anak dalam melakukan pembelajaran dari rumah memerlukan beberapa langkah yang bisa dilakukan:

c. Orang tua harus belajar

Ketika anak belajar dari rumah ada baiknya orang tua khususnya ibu mulai ikut belajar juga, belajar yang dimaksud adalah mulai memahami perlahan topik-topik pembahasan yang diberikan sekolah kepada anak. Ibu juga mulai belajar penggunaan dan penguasaan teknologi, diharapkan dengan ibu turut belajar bisa mengurangi stres karena lebih memahami apa yang diinstruksikan oleh guru.

1. Terapi emosi

Untuk menghindari stres berlebihan orang tua perlu mengelola emosi dirinya sendiri dengan belajar mengatur emosi. Ketika ibu sedang kesal pada anak, lakukan jaga jarak dengan anak, jauhi anak sebentar, sekedar untuk menarik nafas atau untuk menjernihkan pikiran, ibu bisa ke dapur untuk minum atau mengambil cemilan dan lain sebagainya. Sehingga adu argumentasi antara anak dan ibu akan terhindar.

2. Pahami kemampuan anak

Orang tua harus menyadari kemampuan anak, jangan terlalu memaksakan harapan orang tua akan terealisasi pada anak. Beri harapan yang sesuai dengan kemampuan anak, jadi ketika anak gagal dalam menjawab pertanyaan guru, orang tua tidak terlalu kecewa.

3. Relaksasi

 Tidak hanya anak yang butuh istirahat dari rutinitas belajar online, ibu juga perlu melakukan relaksasi, apalagi jika relaksasi itu dilakukan bersama anak. Misalnya menonton tv bersama.

4. Berdiskusi

Sebelum dan sesudah pembelajaran online berlangsung ada baiknya ibu mengajak anak berbincang, apa yang sebaiknya dilakukan anak ketika belajar dan apa yang tidak boleh dilakukan anak selama pembelajaran berlangsung. Tujuan dari pembelajaran yang dilakukan dan lain sebagainya. Diskusi juga bisa dilakukan sambil melakukan kegiatan favorit bersama anak

Jika ibu atau orang tua sudah memahami upaya apa yang akan dilakukan ketika mendampingi anak selama pembelajaran dari rumah maka diharapkan anak akan merasa nyaman ketika pembelajaran berlangsung bahkan tujuan lain dari pembelajaran dari rumah, yaitu mempererat hubungan orang tua dan anak akan terwujud karena orang tua bisa melihat perkembangan anak ketika belajar.

Daftar pustaka

Gloria, Josephine Tamara. 2020. Stress pada Ibu Terhadap Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19. Diuduh pada tanggal 26 April 2021. shorturl.at/gzGYZ 

http://repository.uin-suska.ac.id/6778/3/BAB II.pdf

Marliani, R., Nasrudin, E., Rahmawati, R., & Ramdani, Z. (2020). Regulasi emosi, stres, dan kesejahteraan psikologis: Studi pada ibu work from home dalam menghadapi pandemi COVID-19. Karya Tulis Ilmiah LP2M UIN SGD Bandung.

Pusvitasari, P, Hepi Wahyuningsih dan Yulianti Dwi Astuti. 2016. “Efektivitas Pelatihan Regulasi Emosi untuk Menurunkan Stres Kerja Pada Anggota Reskrim” :Jurnal Intervensi Psikologi. 8(1): 127-145.Riadi, Muchlisin. 2019. Pengertian, Aspek, Proses dan Strategi Regulasi Emosi. Diunduh pada tanggal 20 April 2021.

https://www.kajianpustaka.com/2019/10/pengertian-aspek-proses-dan-strategi-regulasi-emosi.html




Baca juga


Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!