14 Januari 2022 | Ira yulianti, S.Psi., M.Psi. | 6
Selamat berjumpa kembali di artikel PKBN2K. Dalam artikel-artikel PKBN2K kita akan membahas bagaimana penerapan karakter Kristus dalam hidup sehari-hari. Kali ini kita akan mengulas mengenai APRESIASI.
Memberikan apresiasi adalah sesuatu yang sangat penting namun seringkali dilupakan karena dianggap wajar jika seseorang melakukan hal-hal yang baik. Sebenarnya apakah apresiasi itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apresiasi adalah penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu. Artinya, didalam tindakan mengapresiasi tersirat suatu bentuk penghargaan atas apa yang telah dilakukan seseorang.
Apakah Anda pernah menerima atau memberi apresiasi kepada orang lain? Bagaimana perasaan Anda ketika menerima apresiasi dari orang lain? Bagaimana pula reaksi orang lain ketika menerima apresiasi dari Anda? Mari berefleksi sejenak.
Terkadang kita mengabaikan hal kecil ini dan lebih berfokus pada hasil atau prestasi yang ditorehkan, padahal melalui hal-hal kecil ini dapat melatih kepekaan kita mengamati efek pemberian apresiasi kepada orang lain. Apa saja manfaat dari memberi apresiasi?
1. Orang akan merasa dihargai ketika diberikan apresiasi. Sekecil apapun yang sudah dilakukan namun ketika diapresiasi dengan tulus maka orang merasa sangat dihargai.
2. Jalinan relasi antar manusia akan terbina lebih kuat karena adanya saling menghargai satu sama lain yang diwujudkan dalam bentuk pemberian apresiasi untuk semua hal baik yang sudah dicoba dilakukan.
3. Orang yang menerima apresiasi akan merasa lebih percaya diri dan bersemangat. Karena merasa dihargai, maka muncul rasa percaya diri dan rasa percaya diri tersebut akan mendorong seseorang untuk bersemangat melakukan hal yang lebih baik lagi.
Firman Tuhan dalam Roma 12:10 mengatakan “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat”. Memberi hormat yang dimaksud di ayat ini bisa kita perluas dalam bentuk memberikan apresiasi.
Lalu, bagaimana cara memberi apresiasi yang tepat?
1. Berikan apresiasi dengan tulus tanpa mengharapkan balasan atau terlalu “berlebihan” karena ketulusan hati dapat “terasa” oleh orang yang menerimanya.
2. Nyatakan dengan jelas perilaku apa yang diberikan apresiasi sehingga dapat menjadi penguatan bagi perilaku tersebut. Gunakan kalimat yang singkat namun “tepat sasaran”.
3. Berikan apresiasi tanpa embel-embel nasihat atau menambahkan kata “tetapi” dibelakang apresiasi tersebut agar apresiasi dapat diterima dengan utuh.
4. Usahakan untuk lebih banyak memberikan apresiasi pada usaha atau proses daripada hasilnya. Kita sedang memupuk karakter, dimana karakter erat kaitannya dengan proses pembiasaan. Biasakanlah berfokus pada usaha dan prosesnya.
5. Berikan apresiasi sesuai bahasa kasih orang tersebut agar apresiasi kita lebih “mengena”. Orang-orang dengan bahasa kasih pemberian (gift) akan sangat menghargai apresiasi dalam bentuk hadiah kecil. Orang dengan bahasa kasih kata-kata (word of affirmation) lebih suka mendapat apresiasi dalam bentuk pujian dan kata-kata positif. Orang dengan bahasa kasih sentuhan (physical touch) begitu tersentuh dengan pelukan atau tepukan hangat di pundak sebagai bentuk apresiasinya, dan sebagainya.
Mari belajar memberi apresiasi atas segala usaha yang sudah dilakukan anak-anak kita, teman-teman kita, rekan kerja atau rekan sepelayanan kita, bahkan terhadap atasan kita. Kiranya melalui pembiasaan untuk memberikan apresiasi yang tulus, kita dapat menjadi berkat bagi lingkungan sekitar kita dan nama Tuhan semakin dimuliakan.